23 January 2011
KINI BUKAN LAGI ZAMAN ABRAHAH
KINI BUKAN LAGI ZAMAN ABRAHAH
DR. Raghib As-Sirjani
Al-Hidayah
RM11.00,
Keterpurukan melanda berbagai penjuru bumi Islam. Iraq, Afghanistan, Palestin, Lubnan, Chechnya, Kashmir, Filipina, dan berbagai negeri Islam lainnya meratap penuh keprihatinan. Tak sedikit yang kemudian berputus asa; bilakah Islam kembali jaya? Kapankah umat Islam akan meraih kemenangan?
Yang pasti, kini bukan lagi zaman Abrahah. Kalau dulu Allah mengirimkan burung-burung Ababil guna meluluhlantakkan kekuatan Abrahah dan pasukan bergajahnya, sekarang umat Islam tak bisa lagi mengharapkan pertolongan “burung-burng Ababil” hanya dengan berpangku tangan.
“Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Muhammad: 7).
Buku ini memberikan jaminan: Islam dan umatnya pasti menang! Namun, do3a saja tidak cukup. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk meraih kemenangan.
Yang pasti, kemenangan membutuhkan kerja keras dan perjuangan; bukan hanya keputusasaan dan angan-angan dalam kehampaan. Penulis buku ini memberikan jalan-jalan bagaimana memulainya.
Dengan argumentasi dan huraian yang berlandaskan dalil-dalil syariat, buku ini juga menyajikan hal-hal yang semestinya dipahami umat Islam, seperti: konspirasi musuh-musuh Islam, sunnah pergiliran, hakikat peperangan, hakikat sejarah nan gemilang, dan berbagai hal menarik lainnya.
' Kita bukan berada di era zaman Abrahah. Ketika Abrahah mahu membinasakan Baitullah, Abdul Muttalib berjumpa dengannya dan berkata, "Kembalikan unta-unta aku". Abrahah terkejut. 200 ekor unta lebih penting buat Abdul Muttalib berbanding Baitullah yang merupakan simbol agama mereka turun-temurun. Lalu kata Abdul Muttalib, "Aku adalah pemilik unta itu manakala Baitullah ini ada penjaganya". Tidak lama kemudian, turun burung-burung Ababil membinasakan tentera Abrahah. Turun pertolongan Allah tanpa perlu penduduk Makkah berjuang membela Baitullah.
Begitu juga dengan kisah Nabi Musa. Baginda berdoa (Yunus:88). Lalu Allah memberi perintah (Ad-Dukhan:23), "(Allah berfirman), 'Maka berjalanlah kamu dengan membawa hamba-hambaKu pada malam hari. Sesungguhnya kamu akan dikejar'." Nabi Musa dan pengikutnya lari dan tiba di Laut Merah. Firaun mengejar. Nabi Musa hanya bertawakal, .....Inna ma 'iya Rabbi sayah diin - sesungguhnya Rabbku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku (rujuk Asy-Syu'ara:61-62). Kemudian Allah membelah lautan. Firaun dan tenteranya tenggelam.
Tidak jauh beza dengan kisah Nabi Nuh. Baginda juga berdoa (Al-Qamar 10) "Maka dia mengadu kepada RabbNya, 'Bahwa aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah (aku)'.". Allah menjawab doa baginda (Al-Qamar 11-13). Kaum Nuh ditengelamkan oleh banjir besar. __'
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment